Selasa, 21 April 2009

Apakah aku menjual diri ?

Kisah ini adalah sebuah kisah yang nyata dan masih memerlukan jawaban ! kisah nyata ini adalah kisah “ teman perempuanku “ yang akan aku ceritakan, sesuai dengan apa yang aku alami dan aku simpulkan menurut pendapatku.
Aku mengenal seorang gadis yang sangat baik ini, melalui teman kakakku, dia saudara sepupu teman kakakku. Perkenalan kami penuh dengan keanehan dan keunikan karena kami dipertemukan lewat sms, lalu kami berkenalan dan kami saling berjanji untuk selalu setia sebagai sepasang kekasih walau kami tidak pernah bertemu sebelumnya.
Waktu terus berjalan, dan dia mengkagetkan aku dengan kedatangnya ke kotaku, saat itulah kami tahu dan melihat pasangan kami, yang sebelumnya hanya dengan sms saja. Secara pribadi lepas pribadi kami sangatlah cocok satu sama lain, tapi secara lingkungan keluarga dan kondisi keluarga kami berbeda. Itulah masalah kami yang sangat mengganggu perasaanku, aku dari keluarga yang sederhana sedangkan dia dari keluarga yang bisa dibilang kaya tapi semua keadaan ekonomi keluarganya berubah ketika ayahnya pensiun sedangkan kebutuhan hidup keluarganya semakin tinggi, karena ia anak pertama dari 4 bersaudara, perempuan lagi, 3 adiknya masih sekolah, yang terkecil masih SMP.
Sebagai yang tertua ia merasa harus bisa membantu orang tuanya dalam mencukupi kebutuhan keluarganya, tapi dengan gajinya saja takkan cukup untuk kebutuhan keluarganya, gajinya akan habis dalam beberapa hari saja.
Ia juga bingung dengan ibunya dan adik laki-lakinya karena mereka entah tidak mau tahu atau sengaja tidak mau tahu tentang keadaan keluarga, mereka tetap saja melakukan apa yang biasa mereka lakukan dengan kondisi keuangan yang berbeda, entah gaya hidup mereka yang biasanya mencukupi kini dengan keadaan yang berubah mereka tidak mau meninggalkan gaya hidup itu.
Sebagai perempuan ia hanya ingin melihat keutuhan keluarga, ia tidak bisa menasihati ibunya karena ia sangat mencintai ibunya. Tapi yang aku tahu, dalam segi uang, keluarganya mungkin sekarang berkurang tapi dalam segi benda, kurasa orang tuanya masih punya banyak rumah, kalau tidak salah ada 3 rumah, 1 untuk kost, 1 ditempati orang tuanya dan 2 adiknya, 1 ditempati dia dan adiknya.
Aku bingung dengan keadaan yang bagaimana sebenarnya keluarganya, kurasa keluarganya masih mampu, tapi mungkin juga keluarganya memiliki hutang yang sangat banyak walau harus menjual semua rumahnya takkan bisa dilunasi, itu yang mungkin terjadi pada keluarganya.
Karena semakin lama aku mengenalnya, dia semakin ingin menjauh dariku, karena diriku saat itu tidak akan bisa membantu dia dan keluarganya, apalagi saat itu aku belum bekerja dan keluargaku yang sederhana. Dalam pikirannya aku akan menambah beban dirinya dan keluarganya.
Dan dia pernah mengatakan padaku bahwa ia bisa menikah dengan orang yang tidak ia cintai, dan dia akan belajar mencintai orang itu ketika ia sudah menikah. Dan orang itu adalah orang yang disukai ibunya atau lebih tepatnya orang yang dijodohkan ibunya, walau ia tidak suka tapi akan tetap menerima orang itu demi cintanya pada ibunya.
Mungkin dapat dibayangkan bagaimana perasaan hatiku saat itu ketika ia mengucapkan kalimat itu, walau kutahu dan diapun tahu bahwa aku mencintainya dan dia mencintaiku.
Tapi demi keadaan dan kondisi keluarga ia bisa merelakan cintanya padaku demi cintanya pada kelurga, walaupun ia harus sengsara dalam hidup, itu katanya.
Dan yang aku yakin, bahwa pilihan ibunya adalah orang yang sangat hebat dalam segi materi, karena ibunya ingin anaknya makmur dan terjamin hidupnya, tapi yang kutahu dari diriya adalah ia bisa menerima siapa saja orang yang ia cintai dengan apa adanya, yaitu aku, tapi demi ibunya, ia akan meninggalkan aku.
Aku tidak tahu seberapa besar parahnya keadaan ekonomi keluarganya, tapi mungkin parah, kareana ayahnya yang sabar dan baik hati itu sampai nekat ingin bunuh diri dengan minum racun serangga dan jika stres ia sering berendam di kolam ikan pada malam hari. Dengan cerita yang seperti itu aku jadi yakin betapa rapuhnya keadaan keluarganya.
Dia pernah berkata bahwa ia tidak ingin segera menikah, tapi dengan keadaan ini menikah adalah jalan yang baik, selain bisa membantu keluarga, dia bisa membagi perasaannya dengan pasangannya, dan yang terpenting pasangannya itu harus kaya, karena kalau tidak kaya, tidak akan bisa membantu keluarganya malah menjadi beban. Mungkin dalam pikirannya aku akan menjadi beban kalau aku jadi suaminya.
Entah apa yang ada dalam pikiran dan hatiku tentang dia, berbagai macam pendapat muncul dalam hatiku tentang dia karena masalah yang dia hadapi. Sebagai manusia aku bangga kenal dengan dia yang begitu banyak berkorban demi kelurganya, tapi sebagai kekasihnya aku merasa sedih dan kecewa, karena aku tidak mendapat tempat di kelurganya, walau kutahu di hatinya ada aku. Dia bisa menikah dengan orang yang tidak ia cintai, dan ia akan belajar. Lalu bagaimana dengan orang yang ia nikahi itu tahu bahwa kau tidak mencintainya ?!! semua yang tidak berlandaskan cinta akan hancur, ibarat rumah tanpa pondasi.
Dan bagaimana dengan orang yang kaucintai tapi kau tinggalkan ini ?!!! kau mungkin hanya minta maaf saja padaku. Tapi kau menyakiti hati dan perasaanku, aku hanya ingin bilang kenapa kau tak mencoba percaya padaku, bahwa aku bisa menjadi orang yang tepat sebagai orang pilihan orang tuamu.
Pikiran kasarku mengatakan kau akan melakukan apa saja dengan orang yang tidak kau cintai itu, kau korbankan cintamu dan kau juga mengatakan akan mengorbankan tubuhmu pada suami yang tidak kau cintai itu. Demi keluarga kau akan melakukan semua itu. Apakah yang terjadi jika orang tuamu mengetahui yang sebenarnya terjadi ? hati orang tuamu akan hancur, mereka merasa tidak bisa membuat anaknya hidup bahagia dan gagal sebagai orang tua, tapi semua itu sudah terlambat.
Apakah pernikahanmu diberkati ? ya, di gereja diberkati Pendeta dan orang tuanya juga orang tuamu yang menyangka kau mencintainya, tapi Tuhan maha tahu, kau dan aku tidak tahu apa Tuhan akan memberkati Pernikahanmu karena aku bukan Tuhan dan kau juga bukan Tuhan.
Aku tahu kau orang yang sangat berbakti pada orang tua, tapi apakah sampai sejauh itu tanda baktimu ?
Kalau menurutku, yang akan kau lakukan itu sama saja dengan menjual dirimu sepenuhnya dan selamanya ? karen tidak ada cinta dalam hidupmu sebagai dasar dari pernikahan.
Semoga ia bertanya dalam hatinya, apakah aku menjual diri ? tapi jika mengelak, aku tidak bisa memaksa karena pendapat dan pikiran orang berbeda-beda. Dan aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadapnya, aku menyerah, aku hanya seorang manusia. Semoga Tuhan memberikan jalan padanya dan padaku atas apa yang akan terjadi pada hidupnya dan hidupku.



Iman,
Kasih,
Cinta,
Kesetian,
Keteguhan,
Kepedudian,
Ketegaran,
Keyakinan,
Kepolosan,
Adalah
Berasal dariNya
Yang memberi
Hidup
Dan membuat kehidupan,
Agar kita melakukan yang terbaik
Bagi Nya
Dan
Bagi Sesama
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar: